Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Bulan kelahiranku berubah jadi duka part 1

                                             

                                                    (Ilustrasi Foto by pixabaya)

Pagi  hari, tepatnya pukul 07:00 wib sebelum melaksanakan salat idul adha bertempatan pada tanggal 20 juli 2021 persis di hari ulang tahunku. Sebelum berangkat ke masjid aku menghampiri mbak wati  adik ibuku  yang sedang berada di teras rumah nenek yang lagi menjemur pakaian.

“ Mbak, mengapa belum juga siap-siap untuk pergi ke masjid untuk melaksanakan salat idul adha   ujarku

“ Mbak wati hanya tersenyum kepadaku dan dia bilang telat bangun dan kesiangan. Sesudah dia mengatakan itu aku langsung berangkat ke masjid karena sebentar lagi salat  idul adha akan di mulai”

“Ketika pulang dari masjid pasti  makan ketupat dahulu di rumah dan  setelah itu kerumah tetangga, tetapi kabar yang aku dapat malahan kabar buruk. Kalau mbak wati  pingsan setelah  memberikan nenek makan, yang sedang sakit. tetapi pada saat itu, ketika mbak wati  mau makan beliau jatuh dari tempat tidur nenek”.

Nenekku berteriak meminta tolong karena kondisinya yang tidak bisa berjalan, Cuma berbaring ditempat tidur.  Yang mendengar teriak itu hanya bapakku, karena keadaan kami semua ada di luar rumah untuk silahturahmi ke tetangga. Akhirnya bapak memangil ibu dan aku yang saat itu juga bersamanya. Bapakku memberi tahu bahwa mbak wati pingsan dan tidak sadarkan diri. Seketika aku, jadi panik dan langsung berlari untuk melihat keadaan mbak wati. padahal pagi harinya, aku sama mbak wati masih sempat ngobrol. Aneh saja kalau  itu bisa terjadi.

Cukup lama ibu berusaha untuk membangunkan mbak wati dengan memberikan minyak angin dihidungnya tetapi tak ada reaksinya sama sekali”.  Semua keluarga jadi panik dengan kejadian ini. kami berusaha berbagai cara untuk membangunkan, tetapi ketika sudah sadar mbak wati hanya diam, tidak ada respons sama sekali. Tatapan matanya kosong yang terus melihat ke atas. Dan ibu memanggilku untuk menelpon paman.

“Yasmin, tolong telepon pamanmu untuk datang ke sini, beritahu bahwa mbak wati pingsan ujar ibu “

“ Baik bu, Yasmin akan menelopn paman dan memberi tahu keadaan mbak wati ujarku”

Dan beberapa saat paman sudah datang ke rumah dan langsung melihat kondisi mbak wati. Serta bertanya “mengapa kak wati sampai pingsan bu ? ujar paman han

“Dia habis memberikan ketupat kepada ibu han, lalu dia duduk di pinggiran kasur, wati mau  makan ketupat seketika pingsan begitu saja ujar nenekku”

Suasana di rumah bertambah menjadi tegang dengan kejadian ini. Aku tetap berpikir positif kalau ini Cuma pingsan biasa, pasti semuanya akan baik-baik saja. tetapi nyatanya keadaan mbak wati tetap sama”. “Nenekku  menangis  melihat kondisi mbak wati, yang tidak ada perubahan sama sekali”. Aku sebagai keponakan tidak tahu harus melakukan apalagi melihat mbak wati yang hanya diam di tempat tidur, tidak merespon setiap kali ibu memanggilnya.

Pada pukul  16:00 wib , akhirnya pihak keluarga memutuskan untuk membawa mbak wati ke tempat berobat alternatif yang disarankan oleh tetangga, sampai di sana mbak wati langsung di obati, setelah di obati dari pihak sana menyarankan mbak wati untuk dibawa ke tempat ruqiah karena ini sudah tidak wajar lagi melihat kondisi mbak wati yang tidak ada  reaksinya setelah di obati.

“pak memang gak bisa lagi di obati ujar ibu”

“kondisi beliau ini sudah parah bu, gak bisa lagi saya mengobatinya, karena bukan sakit biasa. Saya sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik tetapi yang saya lihat racunnya sudah menyebar ke seluruh  tubuh beliau. Ibu bisa lihat sendirikan, mulut beliau berbuih . “ mengapa kondisi beliau sampai begini bu ? ujar bapak jamal (pemilik tempat berobat tersebut)”

“pada tanggal 27 April 2021  awal kepulangan beliau dari Jakarta, kondisi beliau sudah kayak orang linglung. Kalau berbicara gak jelas , beliau ngomong apa. Dari awal beliau turun bus, dia gak tahu turun dimananya. Untung saja ada orang yang duduk di sebelah beliau menelpon anak saya. memberi tahu bahwa penumpang yang duduk disebelahnya ini turun di mana. Sampai telah di lokasi yang di sebutkan, ternyata bus kelewatan menurunkan beliau pak.  anak saya dan sepupunya pergi ke lokasi tersebut di dekat pasar yang tidak jauh dari rumah. Sampai di sana kondisi beliau tidak tahu sama sekali dengan orang sekitarnya. Beliau turun dari bus cuma membawa barang yang di pegangnya ujar ibu”.

“Begitu ya bu, berarti sudah 3 bulan beliau sakit begini ujar pak jamal”.

“ya pak, awal beliau sampai di medan. Kami sekeluarga sepakat membawa beliau berobat melihat kondisinya yang memprihatinkan dan keesokkan harinya, langsung saya bawa berobat pak.

Seminggu kemudian sudah ada perubahaan sama beliau semenjak berobat.  Beliau sedikit sudah bisa bicara dengan jelas dan tahu dengan orang di sekitarnya. Dan sehabis salat idul adha beliau pingsan setelah memberikan ibu saya makan. Padahal kondisi beliau sebelumnya baik-baik saja  ujar ibu “.

“Tetapi bersyukur beliau sampai rumah dengan selamat walau kondisinya dalam keadaan sakit Bu, coba kalau beliau tidak pulang kampung, kita tidak tahu bagaimana keadaannya di Jakarta. Kalau secara medis ini penyakitnya tidak akan bertemu Bu, penyakit semacam ini dibuat oleh orang yang tidak suka sama beliau,  makanan beliau sudah diracuni, yang mengakibatkan mengenai jantung dan tenggorokan beliau. Yang membuat beliau susah buat berbicara. Kita tidak tahu apa yang di rasakan sama beliau selama ini. Bu bisa lihat sendirikan mulut beliau berbuih. Lebih baik  membawa beliau ke tempat ruqiah agar tahu bagaimana kondisi beliaunya ujar pak jamal”.

 


Post a Comment for "Bulan kelahiranku berubah jadi duka part 1"